TokohAbu Nawas di Indonesia sering kali disalahpahami dengan tokoh sufi satirikal yang bernama Nasruddin.Kedua tokoh tersebut nyatanya adalah orang yang berbeda dan hidup di masa yang berbeda. Abu Nawas hidup di kota Bagdad pada abad ke-8 Masehi di masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Khalifah Al-Amin. Pada masanya, Abu Nawas lebih terkenal dengan karya sastra puisinya daripada kehidupan sufi
Ilustrasi Kisah Abu Nawas. Foto pixabayKisah Abu Nawas yang jenaka bisa memberikan hiburan serta pelajaran bagi umat manusia. Kecerdikannya dalam menyelesaikan masalah menjadi ciri Nawas dikenal sebagai tokoh yang hidup di zaman khalifah Harun Ar-Rasyid. Nama asli beliau adalah Abu Ali lahir di Kota Ahvaz, Negeri Persia pada tahun 145 H atau 747 M. Abu Nawas dikenal sebagai seorang pujangga Arab dan penyair sastra besar Arab klasik yang mudanya dipenuhi dengan kisah menarik yang membuatnya dikenang dalam khazanah sastra Arab Islam. Banyak kisah jenaka Abu Nawas yang bisa dijadikan pelajaran bagi manusia. Salah satunya adalah kisah beliau yang berjudul “Menangkap Angin”.Bagaimana kisahnya? Simak penjelasan Kisah Abu Nawas. Foto pixabayKisah Abu Nawas “Menangkap Angin”Mengutip dari buku Kisah Abu Nawas karya Aryanto, ada kisah jenaka Abu Nawas yang menarik dan bisa dijadikan sebagai pelajaran. Kisah ini berjudul “Menangkap Angin”.Kecerdikan Abu Nawas yang terkenal diceritakan dalam kisah ini. Dikisahkan suatu hari Abu Nawas didatangi oleh utusan kerajaan. Betapa terkejutnya bahwa dirinya diperintahkan untuk menemui baginda Nawas pun memenuhi perintah tersebut. Sepanjang perjalanan, ia memikirkan teka-teki apalagi yang akan diberikan baginda raja di kerajaan, Abu Nawas disambut hangat dengan senyuman baginda raja. Kemudian ia pun bertanya, “Ada apa gerangan wahai baginda raja memanggil saya ke istana?."Kemudian raja pun menjawab, “Akhir-akhir ini aku mengalami gangguan perut. Tabib kerajaanku mengatakan bahwa aku terkena serangan angin."“Lalu apa yang bisa saya bantu wahai baginda raja?” tanya Abu Nawas“Tangkaplah angin itu dan penjarakan dia. Buktikan bahwa kamu memang cerdik.”Abu Nawas terdiam, tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia pun pergi seraya memikirkan bagaimana cara menangkap angin yang wujudnya pun tak terlihat. Abu Nawas hanya diberikan waktu tiga hari untuk menyelesaikan perintah tersebut. Singkat cerita, sudah berlalu dua hari sejak perintah itu diberikan. Abu Nawas belum menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan perintah ia mampu menyelesaikan perintah raja, ia bisa mendapatkan imbalan atau hadiah. Dan hadiah itu bisa digunakannya untuk beramal dan membantu orang akhirnya tiba di hari terakhir, tapi Abu Nawas masih belum menemukan cara yang tepat untuk menangkap angin. Di tengah perjalanan, ia teringat akan Aladin dan lampu halnya dengan angin, jin pun tidak terlihat. Ia pun memiliki id, kemudian kembali ke rumah dan menyiapkan segala sesuatu untuk menuju di istana, ia dipersilakan masuk oleh prajurit kerajaan. Raja yang sudah menunggu kedatangan Abu Nawas pun menanyakannya.“Berhasilkah kau memenjarakan angin, wahai Abu Nawas?”“Sudah baginda raja” jawab Abu Nawas seraya menyerahkan botol yang sudah disumbat olehnya kepada raja. Raja pun melihat botol itu dengan heran.“Mana angin tersebut hai Abu Nawas?”“Di dalam botol tersebut baginda. Engkau tidak bisa melihatnya, namun kau dapat merasakannya. Bukalah sumbatan botol tersebut untuk merasakan anginnya,” kata Abu Nawas raja pun membuka sumbatan botolnya dan ia mencium aroma busuk dari botol tersebut.“Bau apa ini?” tanya baginda raja.“Ampun tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin dan memasukannya ke dalam botol. Hamba khawatir angin tersebut akan keluar, sehingga hamba memenjarakannya di dalam botol,” jawab Abu Nawas Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal."Heheheheh kau memang pintar Abu Nawas.""Tapi Baginda,” sela Abu Nawas"Hamba sebenarnya cukup pusing memikirkan bagaimana melaksanakan tugas memenjarakan angin ini." "Lalu apa maksudmu Abu Nawas?""Hamba minta ganti rugi.""Kau hendak memeras seorang raja?""Oh, bukan begitu baginda.""Baginda harus memberi saya hadiah berupa uang untuk belanja dalam satu bulan.""Kalau tidak?" tantang baginda."Kalau tidak, hamba akan menceritakan kepada khalayak bahwa baginda telah sengaja mencium kentut hamba!""Hah?" baginda kaget dan jengkel tapi kemudian tertawa terbahak-bahak."Baik permintaanmu kukabulkan!"
Tokohutama merupakan sebutan bagi tokoh yang memiliki peran penting dalam sebuah cerita. Dengan kata lain tokoh utama ialah tokoh yang dikisahkan dalam cerita tersebut atau disebut sebagai pusat cerita. Ciri dari tokoh utama ialah dimana tokoh atau perannya sering di tampilkan dalam berbagai kejadian dan mendominasi sebuah cerita. Disamping - Abu Nawas Al-hasan ibn Hani Al-hakami dikenal sebagai Abu Nawas, adalah seorang penyair tersohor Arab klasik. Dia juga dikenal sebagai master dari semua genre puisi Arab kontemporer. Namun, tradisi cerita rakyat ternyata juga dia rambah, seperti yang muncul beberapa kali dalam Seribu Satu Malam. Pria yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di Irak ini dikenal karena bakatnya, serta kecintaannya yang kuat pada anggur. Sampai-sampai julukan “penyair anggur,” diberikan untuk penyair yang juga dianggap paling terkenal di era Abbasiyah menawarkan pembaruan dan keragaman subyek. Banyak yang menggambarkan alkohol, serta mencerminkan kehidupan, keyakinan, dan kecintaannya. Dia meninggal selama perang saudara sebelum al-Ma'mun maju dari Khur?s?n baik pada 814-816 M. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Herodotus Sang Sejarawan Pertama Dunia Menghafal Al Quran Ayah Abu Nawas, Hani, adalah seorang Arab, keturunan dari suku Jizani Banu Hakam, dan seorang prajurit dalam pasukan Marwan II. Namun Abu Nawas dilaporkan tidak pernah mengenalnya langsung. Ibunya seorang Persia, bernama Jullaban, bekerja sebagai penenun. Biografi berbeda mengenai tanggal lahir Abu Nawas, berkisar antara 747-762 M. Beberapa sumber menyebutkan ia lahir di Basra. Ibunya mengirimnya ke Attar untuk bekerja untuk ajira. Tapi Attar membesarkan dan merawatnya. Abu Nawas senang pergi ke dewan sains dan puisi, setelah bekerja dengan Attar. Attar sendiri yang mendorongnya untuk belajar dan menghafal Al Quran serta belajar puisi. Abu Nawas bermigrasi ke Baghdad, ditemani Walibah ibn al-Hubab, dan segera menjadi terkenal karena puisi uniknya. Puisi karyanya jenaka dan lucu. Bertema kehidupan perkotaan dan kegembiraan anggur dan minuman khamriyyat, dan humor sarkasme mujuniyyat. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Beverly Allitt Malaikat Maut dari Serial Pembunuhan Berantai Anak-anak Karya Abu Nawas termasuk puisi tentang berburu, cinta wanita dan anak laki-laki, dan penghargaan kepada penggemarnya. Itu semua berbeda dari kebanyakan puisi pada zamannya, yang secara tradisional membahas tema tentang gurun. Dia terkenal karena ejekan dan sindirannya, dua tema favoritnya adalah kepasifan seksual pria dan ketidaksopanan seksual terhadap wanita. Seringkali puisinya memberikan kejutan dalam masyarakat di zamannya. Tulisannya banyak membahas tentang hal-hal yang dilarang Islam. Dia mungkin penyair Arab pertama yang menulis tentang masturbasi. Ismail bin Nubakht "Saya tidak pernah melihat orang yang belajar lebih luas dari Abu Nawas, atau orang yang memiliki ingatan yang sangat lengkap, namun memiliki begitu sedikit buku.” “Setelah kematiannya kami menggeledah rumahnya, dan hanya dapat menemukan satu sampul buku berisi quire of paper, yang berisi kumpulan ekspresi langka dan observasi gramatikal," katanya melansir People Pill. Baca juga [Biografi Tokoh Dunia] Fritz Haber, Ilmuwan Jenius Pencipta Senjata Kimia Pemusnah MassalMasa produktif Abu Nawas terpaksa mengungsi ke Mesir untuk beberapa waktu, setelah dia menulis puisi elegi yang memuji keluarga elite politik Persia dari Barmaki, keluarga kuat yang telah digulingkan oleh khalifah, Harun al-Rashid. Dia kembali ke Baghdad pada 809 M setelah kematian Harun al-Rashid. Penguasa berikutnya adalah Muhammad al-Amin, putra harun al-Rasyid yang berusia dua puluh dua tahun dan mantan murid Abu Nawas. Kondisi ini memberi keuntungan besar bagi Abu Nawas. Faktanya, sebagian besar ulama percaya bahwa Abu Nawas menulis sebagian besar puisinya pada masa pemerintahan Al-Amin. Tugas kerajaannya yang paling terkenal adalah sebuah puisi 'Kasida' yang ia gubah untuk memuji al-Amin. "Menurut kritikus pada masanya, dia adalah penyair terbesar dalam Islam." tulis Arbuthnot dalam “Penulis Arab”. Orang sezamannya, Abu Hatim al Mekki sering berkata bahwa makna terdalam dari pemikiran disembunyikan di bawah tanah, sampai Abu Nawas menggalinya. Namun demikian, Abu Nawas dipenjara kan ketika tindakannya menguji kesabaran al-Amin. Amin akhirnya digulingkan oleh saudaranya Al-Ma'mun. Pemimpin baru yang sangat teguh memegang norma agama ini, tidak memiliki toleransi terhadap Abu Nawas. Beberapa laporan kemudian mengklaim bahwa ketakutan akan penjara, membuat Abu Nawas bertobat dengan cara lamanya dan menjadi sangat religius. Sementara yang lain percaya, dia akhirnya menyesal di kemudian hari, dan hanya menulis tentang harapannya memenangkan pengampunan khalifah. Dikatakan bahwa sekretaris al-Ma'mun Zonbor menipu Abu Nawas untuk menulis sindiran terhadap Ali, menantu Nabi, saat Nawas sedang mabuk. Zonbor kemudian dengan sengaja membacakan puisi itu di depan umum, dan memastikan Nawas terus ditahan. Akhir dari hidupnya masih menjadi teka-teki. Beberapa biografi berbeda mengatakan bahwa Abu Nawas meninggal di penjara atau diracun oleh Ismail bin Abu Sehl, atau keduanya. Baca juga [Sejarah Islam] Sumur Zamzam dan Aliran Airnya yang Abadi Akhirnya bertobat Al-Khatib al-Baghdadi, penulis The History of Baghdad, menulis bahwa Abu Nawas dimakamkan di pemakaman Shunizi di Baghdad. Kota ini memiliki beberapa tempat yang dinamai penyair. Jalan Abu Nuwas membentang di sepanjang tepi timur Tigris yang pernah menjadi barang pameran kota. Taman Abu Nawas juga terletak di sana, sepanjang 2,5 kilometer antara Jembatan Jumhouriya dan sebuah taman yang membentang hingga ke sungai di Karada, dekat Jembatan 14 Juli. Seniman Tanzania Godfrey Mwampembwa Gado menciptakan buku komik Swahili berjudul Abunuwasi yang diterbitkan pada 1996. Di dalamnya terdapat tokoh penipu bernama Abunuwasi sebagai protagonis dalam tiga cerita yang mengambil inspirasi dari cerita rakyat Afrika Timur serta fiksi Abu Nuwasi Seribu Satu Malam. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Untukitu, di artikel ini telah kami sajikan cerita Abu Nawas dan Keledai yang kisahnya tak hanya lucu tapi juga sarat makna. Yuk, disimak! Abu Nawas adalah salah satu tokoh dalam dongeng 1001 Malam yang biasa digambarkan sebagai sosok banyak akal. Ada banyak kisahnya yang menarik tuk kamu baca, salah satunya adalah cerita Abu Nawas dan Keledai.
Melanjutkan Contoh Soal dan Jawaban Seni Budaya Kelas X Semester 2 Pilihan Ganda bagian ketujuh soal nomor 91-105, bagian kedelapan berisikan materi tentang "Ekspresi Karya Seni Teater". Baca juga Contoh Soal dan Jawaban Seni Budaya Kelas X Semester 2 Kurikulum 2013 PG Berikut ini, contoh soal PG SBK beserta jawaban dimulai dari soal nomor 106 sampai dengan 120. 106. Tahap-tahap pelaksanaan pementasan dalam teater nontradisional meliputi hal-hal berikut, kecuali.... a. persiapan b. latihan c. pementasan d. cerita tidak statis e. evaluasi Jawaban d 107. Tata artistik yang digunakan untuk mendukung situasi dalam cerita teater nontradisional adalah.... a. tata lampu b. peran c. adat d. moral e. tingkah laku Jawaban a 108. Nilai yang diakui oleh masyarakat di suatu tempat dikenal dengan.... a. prinsip b. kebiasaan c. adat d. moral e. tingkah laku Jawaban d 109. Pemain yang memiliki nilai moral yang tinggi pada cerita Hikayat 1001 malam adalah..... a. Fifi Young b. Syahrazad c. Syahbandar d. Abu Nawas e. Tan Ceng Bok Jawaban b 110. Salah seorang tokoh dalam film Serigala Hitam adalah... a. Tan Kim Yo b. Tan Kim Ho c. Tan Ceng Bok d. Tan Ceng Ho e. Tan Ceng Ko Jawaban c 111. Salah satu film yang pernah dibintangi oleh Fifi Young adalah.... a. Air Mata Buaya b. Air Mata Penyesalan c. Air Mata Surga d. Air Mata Ibu e. Air Mata derita Jawaban d 112. Musik yang cocok dengan teater yang bertemakan humor adalah musik yagn memiliki suasana.... a. sedih b. gembira c. lembut d. pelan e. keras Jawaban b 113. “The Proposal” adalah salah satu contoh dari teater.... a. dardanella b. Abdul Muluk c. pesisir d. Melayu e. daerah Jawaban c 114. Di dalam cerita Abu Nawas, tokoh utama memiliki sifat.... a. periang b. komedi c. humoris d. pemarah e. penyedih Jawaban c 115. Bagian epilog terdapat pada.... a. akhir naskah b. awal dan akhir naskah c. bebas d. awal naskah e. tengah naskah Jawaban a 116. Cerita dalam Hikayat 1001 Malam bertempat di.... a. kebun b. taman c. kerajaan d. perkampungan e. negeri khayalan Jawaban c 117. Dekorasi ala Betawi dengan hiasan gambar bangunan tua peninggalan Belanda adalah dekorasi yang terdapat dalam cerita.... a. Hikayat 1001 Malam b. Nyai Dasima c. Nyai Iteung d. Nyai Darsina e. Nyai Dursina Jawaban b 118. Kemampuan pengucapan dalam seni teater merupakan teknik olah.... a. suara b. tubuh c. pikiran d. pernapasan e. indera Jawaban a 119. Hal-hal di bawah ini berkaitan dengan pementasan, kecuali.... a. dekorasi b. tata busana c. tata rias d. tata musik e. naskah dari cerita rakyat Jawaban e 120. Berikut ini cerita yang sering dipentaskan teater Dardanella, kecuali.... a. Zorro b. Roses of Yesterday c. Aladin dan Lampu Wasiat d. Vera e. Malin Kundang Jawaban e Lanjut Contoh Soal UAS Seni Budaya Kelas X Semester 2 PG dan Essay beserta Jawaban Thanks for reading Contoh Soal dan Jawaban Seni Budaya Kelas X Semester 2 Pilihan Ganda Part-8
Abu Nawas adalah seorang berdarah Arab dan Persia yang menjadi penyair terkenal pada abad ke-8. Ia digambarkan sebagai sastrawan Arab terbesar yang bijaksana dan memiliki sifat jenaka. Pria yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di Irak ini dikenal karena bakat sastranya serta kecintaannya yang kuat pada anggur.
Abu Nawas merupakan tokoh cerdik yang sering muncul dalam kisah 1001 malam yang memiliki selera humor tinggi. - Kids, pastinya sudah enggak asing lagi dengan sosok Abu Nawas. Abu Nawas terkenal sebagai tokoh yang cerdik dalam kisah 1001 Malam. Banyak orang menganggap bahwa Abu Nawas merupakan tokoh fiktif, lo. Padahal tokoh yang juga dikenal jenaka tersebut merupakan seorang penyair, Kids. Abu Nawas dikenal melalui cerita-cerita humor bijak dan anekdot. Baca Juga Mengapa Bagdad Dijuluki Sebagai Negeri 1001 Malam? AkuBacaAkuTahu Abu Nawas memiliki nama asli Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami. Abu Nawas merupakan penyair sastra Arab klasik yang lahir di Ahvaz, Persia pada 145 H 747M. Nah, untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut ini mengenai Abu Nawas. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
CeritaAbu Nawas, Dari Penyair Istana Hingga Dipenjara. Usai terbebas sebagai budak, lika-liku kehidupannya sebagai seorang penyair pun dimulai. Abu Nawas hijrah ke Baghdad, sebuah kota metropolis yang saat itu dipenuhi intelektual abad pertengahan di bawah kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Harun Ar-Rasyid pun mengangkatnya penjadi penyair Sosok Abu Nawas sering kali dikenal cerdas dan cerdik. Ada saja caranya dalam menanggapi berbagai macam permasalahan dalam hidupnya. Salah satunya tertuang dalam cerita lucu Abu Nawas tentang puasa. Simak kisahnya di bawah ini, yuk!Ada berbagai macam cerita lucu Abu Nawas yang sering diceritakan ulang, salah satunya adalah tentang puasa. Seperti dalam kisah kocak lainnya tentang sang pujangga, ada saja akal cerdik yang ia ini, dirinya yang tengah berpuasa hendak dikerjai oleh dua sahabatnya yang tidak puasa. Kira-kira akal seperti apakah yang ia lakukan untuk menghadapi kedua sahabatnya itu?Daripada penasaran, langsung saja simak cerita lucu Abu Nawas tentang puasa yang telah kami siapkan di bawah ini. Setelah mengetahui kisahnya, kamu juga bisa membaca sedikit ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya, lho! Langsung dibaca, yuk! Alkisah pada suatu siang di bulan Ramadhan, rumah Abu Nawas dikunjungi oleh kedua sahabatnya. Layaknya umat Islam lain, ia juga berpuasa. Namun tidak begitu dengan kedua temannya. Kedua sahabatnya itu datang ke rumah sang pujangga dengan tujuan untuk bersekongkol mengerjainya. “Assalamualaikum,” ucap kedua sahabat nyaris bersamaan. “Abu Nawas, mengapa kamu di rumah saja? Ayo kita ngabuburit!” Tanpa berpikiran apa-apa, Abu Nawas mengiyakan ajakan mereka untuk mengisi waktu sembari menunggu berbuka puasa. Namun, siapa sangka kedua temannya itu justru mengajaknya pergi ke sebuah tempat makan. Karena kebaikan hatinya, sang pujangga Arab itu tidak protes. Ia ikut saja masuk ke dalam tempat makan tersebut. Meskipun begitu, karena tengah berpuasa, ia bertekad tidak akan ikut makan. Untungnya, kedua temannya itu membeli makan untuk dibawa pulang, bukan dimakan di tempat. “Rupanya, kedua temanku ini sangat menghormatiku yang sedang berpuasa. Meskipun tidak berpuasa, tapi mereka tidak makan langsung di tempat makan itu, melainkan membawa makanannya pulang,” pikirnya. Persiapan Berbuka Puasa di Rumah Sahabat Setelah selesai membeli makanan, mereka bertiga menuju ke rumah salah seorang sahabat. Kebetulan saja ketika sampai di sana, azan maghrib baru saja berkumandang. “Wah, alhamdulillah sudah waktunya berbuka puasa,” ucap Abu Nawas. “Batalkan saja dahulu puasamu dengan minum,” ucap salah satu temannya. Sang pujangga pun segera minum kemudian menunggu ditawari makan bersama. “Jangan lupa salat dulu,” ucap temannya yang lain, “nanti kamu ketinggalan jatah waktu salat maghrib!” “Benar juga!” jawab Abu Nawas. Ia kemudian mengambil air wudhu dan menjalankan ibadah salat maghrib. Seusai salat, ia kembali menemui kedua sahabatnya sambil berpikiran, kali ini akhirnya ia bisa makan. “Mengapa kamu tidak mengaji Alquran?” tanya temannya. “Mumpung perutmu masih kosong, lebih baik kamu mengaji dahulu. Takutnya nanti kalau sudah kenyang kamu jadi mengantuk.” Lama kelamaan penyair dari Persia itu merasa jengkel. Ia merasa kalau kedua sahabatnya itu sedang mengerjainya. Meskipun begitu, ia tetap menurut dan mengaji Alquran. Kemudian apakah setelah mengaji akhirnya ia bisa makan? Tentu saja tidak. “Abu Nawas, sekarang mari kita lomba tidur!” ucap salah satu temannya, “Esok pagi yang memiliki mimpi paling indah akan bisa memakan makanan ini!” Bukannya mengajak makan, temannya itu justru mengajak lomba tidur. Tentu saja saat itu ia benar-benar sadar kalau ia sedang dikerjai teman-temannya. Baca juga Kisah Nenek Pakande dan Ulasannya, Legenda Wanita Tua Pemakan Manusia dari Sulawesi Selatan Mimpi Siapakah yang Paling Indah? Meskipun marah, tokoh yang hidup di abad ke-8 ini tetap menyanggupi perlombaan yang tidak masuk akal tersebut. Ia dan kedua sahabatnya tidur malam itu juga. Keesokan harinya, setelah bangun tidur mereka pun kembali berkumpul untuk membicarakan mimpi yang mereka dapatkan semalam. Salah satu dari teman Abu Nawas memulai ceritanya, “Semalam aku bermimpi sangat indah sekali. Di dalam mimpi itu, aku memiliki rumah mewah, mobil mewah, uang yang banyak, dan pesawat pribadi. Hidupku pokoknya sangat sempurna!” Teman yang lain menganggukkan kepalanya beberapa kali ketika mendengar cerita itu. “Mimpimu memang indah, sahabat,” ucapnya kemudian. “Tapi egois sekali. Kalau aku semalam justru bermimpi kalau negeriku ini tidak punya hutang, infrastrukturnya berkembang dengan baik, jalan-jalannya mulus, pelabuhan selalu lancar, ongkos transportasi murah, dan semua rakyatnya begitu sejahtera hingga aku tak bisa menemukan orang yang berhak menerima zakat.” Mendengar cerita tentang mimpi tersebut, salah satu sahabat sampai terkagum-kagum. “Mimpimu luar biasa sekali, sahabat,” ucapnya. “Bagaimana denganmu, Abu Nawas? Apakah mimpimu lebih luar biasa dari sahabat kita ini? Coba ceritakanlah kepada kami, wahai sahabat!” Mimpi Abu Nawas yang Biasa Saja “Sayangnya, mimpiku hanya biasa saja,” ucap sang pujangga memulai ceritanya, “Semalam aku bermimpi dengan Nabi Daud as. Kalian tentu tahu kan kalau Nabi Daud gemar berpuasa? Beliau sering kali berpuasa sehari kemudian berbuka sehari setiap waktu.” Kedua sahabat itu mengangguk-anggukkan kepalanya. “Kemudian semalam dalam mimpiku, Nabi Daud bertanya padaku, Apakah engkau berpuasa, wahai Abu Nawas?’ Tentu saja aku langsung menjawab iya,” lanjutnya. “Kemudian beliau kembali bertanya, Sudahkah engkau berbuka puasa, wahai Abu Nawas?’ dan aku hanya bisa menjawab belum. Kemudian Nabi Daud as menyuruhku segera berbuka puasa. Saat itu juga aku langsung bangun dari tidur dan mengambil makanan yang sudah kalian belikan kemarin sore!” Kontan kedua sahabat pun hanya bisa saling berpandangan. Salah satu dari mereka kemudian mengecek makanan yang mereka simpan di dalam lemari malam sebelumnya. Benar saja, semua makanan yang mereka simpan kemarin kini telah raib. Berarti semalam sang pujangga sungguh-sungguh memakan makanan itu. Kedua sahabat pun langsung menyesali perbuatan mereka kemarin. Siapa sangka rupanya mereka tetap kalah cerdik dari akal temannya. Berniat mengerjai, justru akhirnya ganti dikerjai. Baca juga Cerita Mukjizat Nabi Daud As yang Mengagumkan dan Memperluas Wawasan Unsur Intrinsik Cerita Lucu Abu Nawas tentang Puasa Setelah membaca cerita lucu Abu Nawas tentang puasa, kini kamu perlu mengetahui ulasan singkat tentang unsur intrinsiknya. Mulai dari gagasan utama, tokohnya, latar lokasi, alur cerita, dan pesan moral yang bisa didapatkan. 1. Tema Gagasan utama atau tema dari cerita lucu Abu Nawas tentang puasa ini adalah kesabaran. Layaknya sang pujangga kelahiran Persia yang tetap bersabar meskipun kedua sahabatnya mengerjainya. Pada akhirnya, ia bisa gantian mengerjai teman-temannya itu. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada tiga tokoh yang disebutkan dalam cerita lucu tentang puasa ini, yakni Abu Nawas dan dua sahabatnya. Seperti dalam kisah lainnya, sang tokoh utama diceritakan memiliki sifat kocak dan cerdik. Ada saja cara yang ia lakukan untuk membalas kedua sahabatnya yang telah berlaku curang. Selain itu, ia juga seseorang yang taat beribadah dan rajin berpuasa. Di sisi lain, kedua sahabatnya memiliki sifat sebaliknya. Sejak awal mereka berniat untuk mengerjai pujangga kesayangan Harun Ar Rasyid yang sedang berpuasa. Mereka tidak membiarkan sahabatnya berbuka puasa dengan mudah. Meskipun begitu, mereka sendiri rupanya juga mudah dikerjai oleh sang tokoh utama. 3. Latar Tak banyak latar tempat yang disebutkan di dalam cerita lucu Abu Nawas tentang puasa ini. Antara lain hanya rumah sang pujangga, tempat makan di mana kedua sahabatnya membeli makanan, dan rumah salah satu sahabat tempat mereka berkumpul. 4. Alur Cerita lucu Abu Nawas tentang puasa ini memiliki alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai ketika sang tokoh utama diajak kedua temannya untuk ngabuburit. Mereka kemudian mampir di sebuah tempat makan untuk membungkus makanan. Konflik mulai terjadi ketika waktu berbuka puasa sudah tiba, tapi kedua teman itu tak membiarkan sang pujangga makan. Ada saja alasan yang dibuat sampai akhirnya mereka membuat lomba tidur dan bermimpi. Keesokkan harinya, mereka bertiga saling menceritakan mimpi yang dialami semalam. Dengan kecerdikannya, Abu Nawas bercerita kalau ia memimpikan Nabi Daud as yang menyuruhnya berbuka puasa. Oleh karena itu, ia langsung bangun dari tidurnya dan memakan makanan yang disimpan oleh kedua sahabatnya. 5. Pesan Moral Ada beberapa amanat atau pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita lucu Abu Nawas tentang puasa di atas. Salah satunya adalah jangan pernah mengerjai temanmu terlalu berlebihan. Nantinya bisa saja kamu sendiri yang kena batunya. Selain itu, kamu juga perlu menyontoh sikap sang pujangga yang tetap bersabar ketika dikerjai oleh kedua temannya. Ia tetap mengikuti setiap ucapan dan permintaan kedua sahabatnya itu. Meskipun begitu, ia juga memikirkan cara cerdik agar bisa membalas kedua sahabatnya, yakni dengan bangun tidur terlebih dahulu dan memakan semua makanan yang sudah disimpan. Selain unsur intrinsik, di dalamnya pun terdapat unsur ekstrinsik yang mempengaruhi jalan cerita. Di antaranya adalah hal-hal di luar cerita yang melengkapi kisahnya, seperti nilai moral, sosial, budaya, dan agama. Baca juga Cerita Si Kancil, Kerbau, dan Buaya Beserta Ulasan Menariknya untuk Mengingatkan Pentingnya Balas Budi Fakta Menarik Seputar Cerita Lucu Abu Nawas tentang Puasa Setelah mengetahui kisah dan ulasan seputar unsur intrinsik salah satu cerita lucu Abu Nawas yang paling terkenal, kamu juga bisa mendapatkan sedikit penjelasan seputar fakta menariknya. Berikut adalah ulasan singkatnya 1. Ada Versi Cerita yang Berbeda Rupanya, cerita lucu dari Abu Nawas tentang puasa ini memiliki beberapa variasi kisah yang agak berbeda. Pada beberapa cerita ada yang menyebutkan kalau dua sahabat yang dimaksud adalah seorang Pendeta dan Yogi ahli Yoga. Di kisah lain, disebutkan kalau yang sebenarnya berpuasa adalah sang kedua sahabat. Sementara sang pujangga sendiri tidak berpuasa. Mereka melakukan perjalanan bersama-sama, tapi ia tak diizinkan makan jatah perbekalannya. Meskipun begitu, akhir dari kisah tersebut tetap sama, yaitu mereka membuat lomba tidur dan Abu Nawas bercerita kalau ia memimpikan Nabi Daud as yang menyuruhnya berbuka puasa. Baca juga Kisah dari Nusa Tenggara Barat, Kembang Ander Nyawe Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Kamu Simak Sudah Puas Membaca Cerita Lucu Abu Nawas tentang Puasa? Demikianlah cerita lucu dari Abu Nawas tentang pengalaman puasa. Kisahnya kocak dan menghibur, kan? Cocok sekali dibacakan kepada teman-temanmu yang menyukai humor sang pujangga juga. Kalau ingin membaca cerita Abu Nawas terbaik lain yang nggak kalah kocak, cek artikel-artikel di kanal Ruang Pena di Kamu bisa mendapatkan kisah tentang Abu Nawas yang sedang mencari jodoh, mencari cincin, atau menipu malaikat. PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang. CeritaHikayat. oleh Rizky Pujian Dasa Pratama S.Kom. Contoh cerita hikayat singkat mengenai Abu Nawas, Hang Tuah, Si Miskin, 1001 Malam, dan Bunga Kemuning mulai dari ciri-ciri, struktur teks, dan pengertian. Hikayat adalah salah satu karya sastra lama berbentuk prosa yang banyak dipakai dalam Bahasa Melayu dengan isi seperti kisah hingga dongeng. Abu Nawas adalah tokoh yang terkenal dalam cerita rakyat Timur Tengah. Ia dikenal sebagai seorang yang cerdas, kreatif, dan juga humoris. Namun, di balik sifat-sifat tersebut, Abu Nawas juga memiliki sifat lain yang tidak kalah menarik. Berikut adalah beberapa sifat dari Abu Nawas yang membuatnya menjadi tokoh yang unik dan menarik. Cerdas Abu Nawas dikenal sebagai tokoh yang sangat cerdas. Ia mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang cerdik dan jenius. Salah satu contoh cerdasnya Abu Nawas adalah ketika ia berhasil menipu raja dengan mengalihkan perhatian raja pada hal yang lain. Abu Nawas juga sering menggunakan kecerdasannya untuk membuat orang tertawa atau merenungkan suatu masalah dengan cara yang tidak biasa. Kreatif Selain cerdas, Abu Nawas juga sangat kreatif. Ia sering menggunakan imajinasinya untuk menciptakan ide-ide baru yang unik dan tidak terduga. Salah satu contoh kreatifitas Abu Nawas adalah ketika ia membuat sebuah puisi yang terbalik. Puisi tersebut awalnya terlihat seperti puisi biasa, namun ketika dibaca dari belakang, artinya menjadi berbeda dan sering kali mengandung sindiran atau humor. Humoris Tidak bisa dipungkiri bahwa Abu Nawas adalah tokoh yang sangat humoris. Ia sering membuat orang tertawa dengan tingkah lakunya yang kocak dan lucu. Namun, kekocakannya tidak hanya sekadar untuk menghibur orang, tetapi juga sering dijadikan sebagai cara untuk menyampaikan pesan atau kritikan secara halus. Berani Meskipun terkadang sifat keberanian Abu Nawas terlihat seperti kebodohan, namun sebenarnya ia memiliki keberanian yang luar biasa. Ia sering mengambil risiko yang besar untuk mencapai tujuannya atau untuk membela kebenaran. Salah satu contoh keberaniannya adalah ketika ia berani menentang kebijakan raja yang salah. Bijaksana Di balik sikap kocak dan lucunya, Abu Nawas juga memiliki sifat bijaksana yang luar biasa. Ia sering memberikan nasihat yang bijak dan dapat dijadikan pedoman hidup. Salah satu contoh bijaksananya adalah ketika ia mengajarkan tentang pentingnya menghormati orang tua dan menjaga hubungan baik dengan mereka. Menyenangkan Terakhir, Abu Nawas adalah tokoh yang sangat menyenangkan. Ia sering membuat orang merasa nyaman dan senang dengan kehadirannya. Ia juga sering memberikan kebahagiaan kepada orang lain dengan cara yang unik dan tidak terduga. Dalam kesimpulan, Abu Nawas adalah tokoh yang memiliki sifat-sifat yang sangat menarik. Ia cerdas, kreatif, humoris, berani, bijaksana, dan menyenangkan. Sifat-sifat tersebut membuatnya menjadi tokoh yang tidak terlupakan dan selalu diingat oleh banyak orang. Oleh karena itu, cerita Abu Nawas selalu menjadi cerita yang menarik untuk didengar dan diikuti. 2020-05-21 z5Zie4.
  • 4f7yuq39j5.pages.dev/15
  • 4f7yuq39j5.pages.dev/50
  • 4f7yuq39j5.pages.dev/420
  • 4f7yuq39j5.pages.dev/278
  • 4f7yuq39j5.pages.dev/123
  • 4f7yuq39j5.pages.dev/74
  • 4f7yuq39j5.pages.dev/409
  • 4f7yuq39j5.pages.dev/328
  • di dalam cerita abu nawas tokoh utama memiliki sifat